Ternyata pembelajaran dengan menggunakan media garis dengan
rupa garis lurus , bujur sangkar dsb untuk memudahkan proses transformasi ilmu sudah dipraktekkan ribuan
tahun yang lalu oleh seorang Guru
Peradaban, Rasulullah SAW.
“Nabi S.a.w membuat
gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat
tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat
garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya. Dan beliau bersabda :
“Ini adalah manusia, dan ini adalah ajal
yang mengelilinginya, dan garis yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan
garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak)
dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis)
yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua
(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari).
Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia,
gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu
garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan
angan-angannya sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis lurus
dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam
kehidupannya di dunia.“Jika manusia dapat selamat dan terhindar dari cengkraman satu musibah, musibah lain akan menghadangnya, dan jika ia selamat dari semua musibah, ia tidak akan pernah terhindar dari ajal yang mengelilinginya.”(HR. Bukhari).
Dengan garis-garis tersebut Rasulullah memberikan pelajaran
kepada para sahabatnya agar selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian,
karena bagaimanapun manusia dengan segala cita-cita dan angan-angannya yang setinggi
dan seluas apapun tidak akan mampu untuk menghindar dari datangnya ajal ataupun
penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar