Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakatuh
Berbicara tentang budaya Jepang, teringat saya dengan Prof. Imam Robandi, sang motivator Muhammadiyah, menurut beliau masyarakat di negara Jepang tidak mengenal hadist
“Kebersihan itu sebagian dari iman” namun kebiasaan menjaga kebersihan sudah
tertanam semenjak kecil, di rumah, lingkungan sekitar dan di sekolah sekolah
nampak begitu bersih, rapi, dan semua
begitu teratur. Siswa-siswi sekolah TK dan sekoah dasar sudah terbiasa menyapu
halaman, kelas, mengepel bahkan membersihkan WC. Terkadang mereka rela
memasukan bungkus permen atau snack kedalam sakunya berlama-lama sampai menemukan
tempat sampah untuk membuangnya. Ketika
ditanya keberadaan cleaning service, “kami tidak mampu membayar petugas
kebersihan” jawab kepala sekolah dengan senyum mengembang di bibir.
Anak-anak sekolah di jepang tidak mengenal hadist “Senyummu
di depan saudaramu adalah sedekah” tetapi sedari kecil mereka sudah
dibiasakan untuk tersenyum ketika bertemu orang lain, bahkan di sekolah-sekolah
dasar disana setiap pagi siswa mendapat piket untuk menerima kedatangan
teman-temannya di sekolah dengan selempang kain di pundak berjejer rapi
menyalami setiap yang datang dengan senyum yang menghias dibibir.
Islam sangat menganjurkan keteraturan, dan salah satu
contohnya adalah ketika shalat berjamaah. Sebelum takbir seorang imam akan
mengatur shaf jamaahnya, lengan dan kaki para jamaahnya saling menyentuh
sehingga terlihat rapat dan rapi. Meskipun di negeri sakura mereka tidak
mengenal syariat Islam namun kehidupan masyarakatnya begitu teratur dan
disiplin. Tahukah anda ketika jepang dilanda gempa dan banyak yang kehilangan
saudara, ayah, ibu juga anak anak, tentu mereka merasakan kesedihan yang hebat,
namun mereka tetap bisa bersikap tenang dan tertib dimanapun juga. Ketika ada
bantuan datang tanpa dikomando mereka berdiri antri untuk mendapatkan bantuan
makanan.
Sebenarnya di dunia ini tidak ada satu agamapun yang bisa
mengatur kehidupan manusia kecuali Islam, agama rahmatan lil alamin ini
mengatur kehidupan manusia dari tarikan nafas pertama hingga hembusan nafas
terakhir. Dan ketika Jepang yang notabene masyarakatnya penyembah matahari saja
bisa hidup dengan begitu teratur, mengapa kita yang beragama Islam dengan
aturan yang begitu lengkapnya belum bisa seperti mereka? Sudah saatnya kita
jadikan Islam sebagai tuntunan hidup kita, dimulai dari yang kecil, diawali dari diri sendiri juga orang orang terdekat, dan mulailah sedari sekarang, bukan nanti juga bukan besok.
Wallahu a’lam
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar