SUDAHKAH ANDA SHOLAT ???

Minggu, 31 Juli 2011

JANGAN MARAH

“Dasar pengecut !, Baji**an ! kurang ajar !
Saudaraku, marilah kita buka memori dalam otak kita dan tanyakan pada hati kita, pernahkah kita melontarkan kata-kata diatas ? ketiga kata diatas menggambarkan perasaan emosi kita yang cenderung tak terkendali dikarenakan sesuatu yang bernama MARAH. Menurut beberapa orang marah adalah sesuatu yang manusiawi, bahkan dari mereka yang mempunyai sifat pemarah untuk bisa “membenarkan” kemarahannya terkadang berdalih “kesabaran manusia ada batasnya”. Apabila ini terjadi maka yang berbicara disini bukanlah manusia berakhlak yang berserah diri sepenuhnya pada sang Pencipta, melainkan sesosok setan yang bersemayam dihatinya yang siap menghancurkan segala yang ada didepannya. Sebelum berbicara lebih jauh tentang hal ini, marilah kita definisikan perasaan marah ini.
Pengertian marah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perasaan tidak senang. Sedangkan kemarahan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin.
Ada beberapa orang yang menyatakan bahwa marah itu muncul karena faktor dari luar semisal dicaci maki, diejek, difitnah dan lain sebagainya. Namun kalau saya boleh berpendapat perasaan marah sesungguhnya muncul dari dalam diri kita sendiri (faktor intern), salah satunya disebabkan hati kita yang sedang sakit. Hati yang sakit ialah hati yang dipenuhi oleh sifat-sifat seperti dengki, takabur, kecewa, dendam, putus asa, takut, cinta dunia, gila pujian, tamak, dan marah itu sendiri.
Sebuah perumpamaan jikalau air jeruk nipis diteteskan di telapak tangan, maka kita tidak akan merasakan apa-apa. Sebaliknya, jika air jeruk itu diteteskan di atas telapak tangan yang luka, apa yang kita rasakan? Ya, pastilah kita akan merasakan perih yang sangat. Dari kejadian ini timbullah pertanyaan; apakah yang menyebabkan rasa perih itu? Air jeruk itu ataukah tangan yang luka? Tentu jawabannya adalah luka di tangan kita.
Air jeruk disini diibaratkan Ujian Hidup, sedangkan tangan kita adalah hati yang sakit. Ujian hidup yang menimpa diri kita hakikatnya menimbulkan sifat mazmumah (tercela) yang bersarang di dalam hati. Bila diuji dengan cercaan manusia, timbullah rasa kecewa, marah atau dendam. Bila diuji dengan harta, muncullah sifat tamak, gila puji dan takabur.
Kemudian apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi perasaan marah ini ? Sebenarnya Islam telah mengajarkan kepada kita cara mengatasi marah ini,
1. Pahami sepenuhnya bahwa marah adalah sesuatu yang dimurkai Allah yang bisa mengakibatkan kerusakan pada diri sendiri dan orang lain disekitar kita
2. Pahami bahwa ketika kita marah, maka adalah setan yang telah siap mengatur segala tingkah laku perbuatan kita
3. Ketika kita dalam keadaan berdiri diwaktu marah, maka segeralah duduk dan beristighfarlah.
4. Dan manakala dengan duduk perasaan marah itu masih saja muncul, maka berebahlah.
5. Tidak berbicara / diam adalah salah satu hal yang bisa meredamkan rasa amarah untuk beberapa saat.
6. Ketika suasana sedikit reda segeralah ambil air wudlu dan shalatlah, karena kemarahan diibaratkan seperti api, maka padamkanlah dengan air wudlu.
Mungkin beberapa hadist berikut ini bisa mengingatkan kita agar selalu sabar dalam menghadapi ujian hidup ini, sehingga terhindar dari perbuatan marah:
Dari Abdullah bin amr bahwasannya dia bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah, amalan apa yg dpt menjauhkan aku dari murka Allah ?" Beliau menjawab : "Jangan marah!" (HR. Ahmad)
"Abu Darda' ra. berkata : ada seseorang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tunjukilah aku sebuah amalan yg dpt memasukkanku ke dalam surga !" Rasulullah menjawab : "Jangan marah, dan bagimu surga". [Shahih li qharrihi HR Thabrani]
Semoga catatan kecil ini bisa membuat kita lebih memahami tuntunan agama dan menjalani hidup ini dengan berpegang teguh Al Qur’an dan Sunah yang mengatur segala tingkah laku manusia dari tarikan nafas yang pertama hingga hembusan nafas terakhir kita.

0 komentar:

Islam dengan Al Qur’an sebagai kitab sucinya adalah agama yang sempurna*****mencakup segala aspek kehidupan yang mengatur manusia dari tarikan nafas pertama didunia hingga hembusan nafas terakhir hidup manusia ****** bahkan mencakup pengetahuan kehidupan setelah kematian. *****Sehingga tidak perlu diragukan lagi kebenaran Al Qur an dan Sunah Rosululloh sebagai pedoman hidup umat Islam.*****Dan janganlah kita berbuat dholim dengan menambah atau mengurangi ajaran Allah ini.*****Cukuplah bencana yang bertubi-tubi mendera negeri ini mengingatkan kita.